Sebagian masyarakat sudah terlelap ketika kami keliling menyusuri jalanan di Kec. Sukodono. Bunyi batuk Sam Muslimin temanku yang aku bonceng di belakang sesekali terdengar ketika kami menerobos dinginnya malam. Malam itu kami bertugas melaksanakan kegiatan rutin siskamling setiap malam, yang dilaksanakan secara bergantian dalam satu koordinasi kecamatan (korcam).
Tugas siskamling ini adalah agenda kegiatan yang masuk dalam program kerja Senkom Mitra Polri Kabupaten Sidoarjo, yang pelaksanaannya dikoordinir pada setiap wilayah kecamatan mulai dari ; Kecamatan Waru, Kecamatan Taman, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Sedati, Kecamatan Gedangan, Kecamatan Buduran, Kecamatan Krian, Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Tulangan, Kecamatan Balongbendo, Kecamatan Tarik, Kecamatan Tanggulangin, dan semua kecamatan yang ada Kabupaten Sidoarjo. Dalam pelaksanaannya, setiap anggota Senkom melakukan siskamling dengan cara berkeliling dari satu desa ke desa yang lain dalam satu kecamatan masing-masing. Memantau situasi kamtibmas di jalanan desa yang dilalui. Bila ada kejadian yang menonjol segera bisa disampaikan ke Polsek terdekat.
Dalam bertugas sesekali kami juga mendengar bunyi kentongan. Bunyi kentongan di lingkungan yang terdengar menandakan larut malam dan menjelang dini hari telah tiba. Bagi yang terjaga dari lelap diuntungkan kalau waktunya shalat malam telah tiba. Namun bagi yang hanya tergugah dan kemudian tidur lagi, ini hanya mengisyaratkan kalo penjagaan lingkungan masih berlangsung dan hidup. Sesekali kami sapa petugas siskamling desa yang kami jumpai, kami juga ngobrol menanyakan situasi lingkungannya.
Sebagian besar siskamling saat ini sudah berubah menjadi tugas satpam lingkungan. Di beberapa daerah kebiasaan ronda nyaris tidak terdengar lagi. Padahal ronda atau biasa disebut siskamling banyak sekali manfaatnya. Pos ronda sekarang sudah beralih fungsi menjadi tempat nongkrong sore atau tempat jualan nasi pecel di pagi hari.
Banyak fungsi dari sebuah siskamling. Tidak hanya mencegah maling masuk, mencegah hal –hal yang kontra dengan KAMTIBMAS warga yg berjudi atau mabuk-mabukan akan pindah karena adanya SISKAMLING tetapi juga membangun rasa kebersamaan antar warga.
ATHG (ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan), sebuah singkatan popular dalam konsep bela negara kini lebih kencang berhembus di negeri ini dalam beragam bentuk. Masih terngiang baru-baru ini segala bentuk kekerasan dan terorisme sedang bermahsyuk ria, usil menghantam kenyamanan negeri. Semua harus dicegah melalui pendekatan dari yang kecil. Keluarga yang terkecil, RT, RW dan lingkungan yang selanjutnya.
Ketika bencana datang, siskamling akan menjadi garda terdepan dalam antisipasi dan menyadarkan warga ketika terlelap. Akan tercipta bahu membahu dari sebuah siskamling.
Itulah tuntutan peran lebih dari siskamling saat ini. Gerak-gerik warga yang mencurigakan biasanya terendus oleh siskamling. Siskamling yang kuat akan ikut mencegah gerakan-gerakan yang berskala besar seperti gerakan sang Noordin M Top dan pengikutnya itu atau gerakan yang mengarah pada disintegrasi. Walau Noordin M Top sudah tewas kewaspadaan harus terus dijaga.Di wilayah perbatasan, siskamling akan merespon dari hidupnya sebuah pengakuan warga Negara. Pun di pulau yang terpencil yang rentan atas pengakuan dari negeri lain. Siskamling berperan lebih untuk selalu mengingatkan warga mengibarkan Sang Merah Putih sehingga identitas selalu terjaga. Tidak hanya tugas Polri, tidak hanya tugas para prajurit yang harus menyadarkan warga menjaga asset bangsa yang berhubungan dengan kedaulatan. Semua warga berhak dan wajib bela negara. Siskamling ikut berperan dalam wujud konsep Bela Negara.
Dalam lingkup kecil lagi-lagi siskamling bukan hanya tugas sang satpam tadi. Tapi tugas kita juga. Semoga siskamling dapat dilaksanakan oleh semua masyarakat dan tetap hidup. *